Baiklah, Twillight. Seperti halnya buku-buku lain yang terlalu di-overrated (misalnya, Laskar Pelangi, Harry Potter and The Deathly Hallows, Ayat-Ayat Cinta), aku memang cenderung malas membaca. Dan kalau pada akhirnya filmnya main duluan, ya sudahlah nonton saja (eh, tapi aku ga nonton Ayat-Ayat Cinta karena sudah mencicipi bukunya dan muak sebelum habis sepertiga).
Twillight pun begitulah adanya. Seingatku, heboh buku ini sudah dimulai sekitar setahun yang lalu. Berbagai review mulai beredar dengan kekuatan berimbang antara yang memuja-mujanya dan mencela-celanya. Lalu, beberapa bulan terakhir ini, setelah terjemahannya beredar, makin santerlah demam Twillight ini. Ada yang bikin Klub Pecinta Edward, ada yang bikin Klub Pembenci Bella. Hingga di suatu titik, aku penasaran juga, macam apa sih sebenarnya ini buku, dan aku pun mengunduh keempat e-booknya. Belum sempat dibaca (tentu saja), filmnya sudah beredar. Jadi, kita tinggalkan saja bukunya, hahahaa.
Maka, tanpa ekspektasi apa pun (karena sama sekali belum baca bukunya dan nggak tahu karakter-karakternya), aku menonton film ini bersama Miss Icha (yang sudah membaca bukunya dan belum memutuskan apakah dia menyukainya atau tidak) di sebelah kanan dan seorang cowok tidak dikenal (yang tampaknya juga sudah membaca dan ngefans pada bukunya) di sebelah kiri. Yang aku tahu hanyalah, ini cerita tentang kisah cinta antara dua dunia, manusia dan vampir (bukan Isabella dong ya, hahaa.)
Baru setengah jam film berjalan, aku sudah memutuskan, aku nggak suka sama Bella Swan (Kristen Stewart). Sebagai tokoh utama, Bella ini terlalu nggak jelas. Maksudnya, karakternya yang nggak jelas. Yang terlihat olehku, dia gadis pemurung dan tertutup. Tapi, anehnya adalah, kenapa banyak banget yang suka padanya? Dia juga kadang-kadang cenderung kasar dan nggak menyenangkan dalam memperlakukan teman-temannya. Terlalu cantik tidak, terlalu pintar juga tidak, terlalu modis juga tidak, yah … hanya gadis yang sedang-sedang saja (yoah, kak Vetty banget). Dan cowok paling keren di sekolahnya jatuh cinta kepadanya? Owh, aku mengerti kenapa Prince Charming jatuh cinta kepada Cinderella. Tapi, kenapa Edward Cullen (dan beberapa cowok yang lain) jatuh cinta kepada Bella? Entahlah. Selain itu, biar pendiam begitu ternyata Bella agresif. Cenit sejati. Sigh.
Tapi, aku mengerti kenapa banyak orang (melirik banyak orang) jatuh cinta kepada Edward Cullen (Robert Pattinson). “Owwh … things like these,” beberapa kali terucap olehku dan segera diiyakan oleh Miss Icha. Misalnya, ketika Edward menggendong Bella dan melompat dari pohon ke pohon, atau ketika Edward melompat dengan gesit buat menyelamatkan Bella dari mobil yang mau menabraknya, atau kalimat-kalimat gombal mukiyo yang disampaikannya. (Ow, ternyata aku menganut “You don’t have to say it frequently, just say it at the right time” sehingga tidak terlalu terkesan juga pada pergombalan si Edward ini, hihihiii.) And he’s a vampire too.
Secara keseluruhan, sebagai sebuah film (ya, ini review filmnya, bukan bukunya loh ya!), Twillight ini biasa saja. Beneran, menurutku nggak ada yang oke banget dari film ini. Sebagai film remaja, kostumnya juga biasa saja (malah kata Miss Icha itu sudah lebih bagusan daripada yang diceritakan di bukunya). Karakter Bella yang pemurung juga jadi bikin betek yang nonton. Lagu-lagunya nggak ada yang nempel di telinga. Dan Edward, mmm, keren sih, tapi ya nggak sekeren itu. Dari segi cerita, ya biasa saja. Plotnya pun banyak lubang-lubang kecilnya. Make-up malah rada parah, karena vampir-vampir itu ya, kelihatan banget belangnya antara muka dan lehernya *tepok jidat*. Belum lagi, dialog yang kadang-kadang cheesy banget.
Yaahh … it’s just another teen movie. Tidak mengesankan buatku, tapi ini hanya masalah selera, bukan? Yang jelas, setelah nonton filmnya, aku sudah tidak penasaran lagi pada bukunya. Jadi, dua bintang saja deh. It’s just not for me, hahahaa ….
This is the ideal place to describe the site, edit it sees "Template", "Edit html" and looks the same text. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur.
0 comments:
Post a Comment