Vantage Point (2008)


“8 Strangers. 8 Points of View. 1 Truth.”

Ini film pilihan waktu nomat bersama Miss Icha kemarin, mengalahkan Spiderwick Chronicle. Pertimbangannya adalah karena ada Matthew Fox, dan di 21 sudah nggak tayang lagi. (Kenapa ya? Padahal kemarin di Blitz masih rame yang nonton tuh, kenapa di 21 sudah nggak ditayangin lagi ya?) Kami sih nonton tanpa ekspektasi apa-apa, soalnya memang aku juga belum pernah baca review-nya, baru beberapa kali lihat iklannya saja di TV. (Sejujurnya, kami nonton film ini murni karena ada Matthew Fox doang, hikhikhik.)

Tapi, begitu mulai, dueengg … adegan pembukanya sangat keren. Dari sudut pandang bilik tim berita sebuah stasiun TV, diceritakan bahwa Presiden US hendak berpidato di sebuah KTT di Salamanca, Spanyol. Langsunglah ditampilkan tokoh-tokoh utamanya. Si operator siaran (Sigourney Weaver), dua orang anggota Secret Service (Dennis Quaid dan Matthew Fox), seorang turis Amerika (Forest Whitaker), seorang polisi preman Spanyol, si presiden, lalu dua orang pria misterius. Kedelapan orang inilah yang nantinya menjadi tokoh kunci dalam film ini. Nah, mereka semua berada di tempat yang sama dan menjadi saksi ketika si presiden tertembak saat sedang berpidato.

Nah, adegan pembuka itu ditutup dengan ledakan bom dan kekacauan yang menyusul setelahnya. Lalu, habis itu … zreeeetttt … eh, waktunya dibalikin lagi. Adegannya diulang lagi, tapi kali ini dari sudut pandang yang berbeda, dari tokoh yang lain. Haaa, seru! Dari sinilah aku menyadari kalau plot film ini sangat keren. Yah, pembalikan plot itu dilakukan sebanyak delapan kali dong. Sempat mengikik waktu dengar orang di depanku mengeluh, “Yah, ini film diulang-ulang mulu, sih.” Padahal menurutku justru kerennya di situ. Dari pengulangan-pengulangan itulah cerita kompletnya tersusun.

Sayangnya, plot yang keren itu ditutup dengan ending yang kedodoran dan berasaskan kebetulan, teori konspirasi yang agak tertebak, dan sosok heroik Dennis Quaid yang menjadi hero karena keberuntungan semata. Tadinya mau kasih empat bintang, nggak jadi deh. Tiga aja jadinya. Tapi film ini layak tonton, loh. Crunchy chiki msg kriuk-kriuk. Dan Matthew Fox tetap keren, dong, hehehehe ….


Death At A Funeral (2007)


Film ini sungguh kacau balau. Kocak banget ….

Ini film Inggris, jadi mungkin banyak wajah yang nggak kita kenal main di sini (aku cuma tahu empat orang aktornya), tapi tetap saja, lucuuu. Ide ceritanya sederhana saja. Tentang rentetan kejadian di luar kendali yang mengacaukan sebuah upacara pemakaman.

Pada dasarnya, cerita ini melibatkan sesosok mayat dan sebotol halusinogen, dengan sejumlah tokoh orang biasa yang saat disatukan menjadi sebuah kombinasi yang teramat sangat konyol. Mau diceritakan alurnya pun susah, karena ceritanya ya cuma gitu doang. Kekacauan sebuah upacara pemakaman gara-gara ada salah seorang tamu yang salah minum obat (dikira Valium padahal sebenarnya halusinogen), persaingan antar saudara, ditambah dengan sebuah rahasia kelam almarhum yang baru terungkap pas hari kematiannya.


Komedinya nggak susah buat diikuti, kadang-kadang bahkan slapstick di sana-sini, tapi secara keseluruhan, menurutku skenario film ini oke. Ironis banget, karena dengan seting upacara pemakaman, kok bisa-bisanya ditampilkan komedi ancur begini. Sifat karakter-karakternya khas banget dan ditampilkan dengan keren banget oleh aktor-aktornya. Dan, yang jelas, komedi Inggris memang beda. British people are hilarious. Oh iya, karena yang kutonton ini jelas DVD bajak laut, subtitle-nya ngaco banget. Jadi ya terpaksa dimatikan saja dan menajamkan telinga buat mendengarkan aksen Inggris yang meliuk-liuk itu, hihihi ….